Hot!

Romantisme Malam Pertama

Romantisme Malam PertamaUsai sudah hiruk pikuk pesta.Usai sudah semua ketegangan yang harus dilalui selama prosesi pernikahan. Kini tinggallah kedua mempelai yang berbahagia berdua di kamar tidur.
Rasa bahagia, haru dan lelah bercampur aduk di benak mereka. Rasa bahagia dan haru akhirnya mereka secara resmi telah menjadi pasangan suami istri. Rasa lelah lahir dan batin karena harus menyiapkan begitu banyak hal menyangkut pesta pernikahan mereka.
Malam pertama …katanya…adalah malam yang paling dinantikan oleh setiap pasangan pengantin baru. Satu pengalaman yang selama ini hanya mereka dengar atau baca dari buku atau sumber lain kini benar–benar dapat mereka alami sendiri. Suatu peralihan dari “katanya orang …” menjadi “oh ternyata seperti ini rasanya”.
Di balik rasa tidak sabar untuk segera menikmati malam pertama kiranya ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh raja dan ratu sehari ini.

Persiapan Fisik
Sudah siapkah kondisi fisik Anda ? Khususnya mempelai wanita. Mempelai wanita biasanya akan lebih lelah dari mempelai pria. Ini disebabkan mereka harus bangun pagi sekali, bahkan ada yang harus sudah bangun jam 3 pagi, untuk segera pergi ke salon. Ditambah lagi malam sebelumnya biasanya ada acara widodaren yang berlangsung sampai malam dan masih harus melakukan persiapan terakhir maka praktis malam itu mereka hanya tidur sekitar 3 jam saja. Maka ada baiknya jika sang suami melihat dan menanyakan keadaan fisik istrinya sebelum “beraktifitas”.

Persiapan Mental
Bagaimana dengan persiapan mental dan psikologis Anda ? Apakah Anda sudah benar-benar siap untuk itu ? Sering kali kenikmatan malam pertama tidak bisa maksimal dirasakan karena adanya ketidaksiapan mental dan psikologis dari pasangan pengantin baru ini. Jika ada salah satu yang belum siap secara mental dan psikologis maka sebaiknya dibicarakan terbuka demi tercapainya suatu kebersamaan yang maksimal.

Cukupkah Pengetahuan Anda ?
Hubungan suami istri bagi pengantin baru adalah bidang baru yang perlu dipelajari lebih lanjut. Ibarat Anda mau ke suatu tujuan , selama ini Anda hanya mendengar saja cerita orang mengenai tempat itu. Jadi sebaiknya Anda membekali diri dengan pengetahuan yang memadai mengenai hal ini. Pengetahuan ini akan berlaku sebagai kompas yang akan membantu Anda mencapai arah dan tujuan secara benar. Suami harus tahu bahwa istrinya memiliki respon yang berbeda. Pria jauh lebih mudah “on” hanya dengan melihat, sedangkan wanita membutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan mengetahui hal ini sang suami tidak akan terburu-buru.
Apakah Anda telah mengerti “errogenous zone” (bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan) dari diri Anda dan pasangan Anda ? Dengan mempersiapkan diri dengan baik maka seorang suami akan tahu kapan istrinya sudah siap. Sedangkan bagi istri untuk mengetahui apakah suaminya telah siap atau belum tentu jauh lebih mudah, bukan ??

Jangan Makan Berlebihan
Saran ini lebih ditujukan kepada pengantin pria. Sebelum menikmati malam pertama sebaiknya Anda jangan makan terlalu banyak (terlalu kenyang). Jika Anda makan terlalu banyak maka yang terjadi adalah sebagian besar darah akan mengumpul di perut Anda untuk membantu proses pencernaan makanan. Akibatnya tidak akan tercapai “ketegangan” maksimal sehingga tentu akan kurang menyenangkan.

Nikmati Secara Alamiah
Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kita cenderung telah mempunyai gambaran bagaimana seharusnya malam pertama itu berlangsung. Ada pengantin baru yang kecewa malam pertama mereka karena “tidak seperti yang di film atau VCD”. Wah…ini tentu suatu pendekatan yang kurang tepat. Apa yang ditonton di film maupun di VCD adalah tingkat “advance”. Dan bagi Anda yang “beginner” memang membutuhkan waktu untuk ke sana. Khususnya pengantin pria janganlah menuntut yang terlalu berlebihan. Jadi, terimalah malam pertama itu sebagaimana adanya dan nikmati dengan kebersamaan yang intim.
Nah demikianlah beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan bagi pengantin baru. Jika Anda telah siap semuanya……..SELAMAT MENEMPUH PENGALAMAN BARU !!!

0 comments:

Posting Komentar