Hot!

Jodoh Antara Doa Dan Usaha

Tingginya usia kadang tak selalu dibarengi dengan banyaknya anak atau adanya pendamping hidup di sisi. Banyak orang yang masih wira-wiri sendirian bahkan di usia yang nyaris 'magrib'. Bila dihadapi dengan sabar dan santai, tak jadi masalah, apalagi bila sang lajang juga punya banyak aktivitas positif.

Berbagai alasan diberikan para lajang seputar keterlambatan menikah, paling klasik tentu "belum jodoh". Masih banyak alasan lain yang mewakili pikirkan .tentang sang jodoh. Alasan pertama yang paling banyak diajukan adalah, belum mapan, baik oleh para laki-laki atau para perempuan. Belum mapan di sini tak hanya seputar kemapanan finansial, seperti sudah punya pekerjaan tetap, rumah, mobil, deposito, sampai biaya penyelenggaraan pernikahan yang kian hari memang kian membengkak saja. Kemapanan di sini juga termasuk kemapanan psikologis. Banyak yang masih ingin have fun dulu. Pacaran saja dulu, kata mereka. Alasannya, kalau buru-buru nikah nanti cepat bosan. Atau masih merasa egois, belum dapat berbagi hidup dengan orang lain. Nah, pada saat kita merasa sudah cukup mapan, usia sudah berangkat senja.

Ada juga yang beralasan masih ingin berburu karir dan pendidikan. Masih ingin S3 dulu, atau nanti kalau sudah level manajer baru memikirkan nikah. Setelah itu semua tercapai, bukan ketenangan yang didqpat, malah kegelisahan, karena merasa terlambat menikah. Apa lagi bila ia perempuan.

Sebagian kecil ada juga yang mengemukakan alasan telat nikahnya karena minder. Merasa belum pantas dan tidak punya apa-apa yang bisa dibanggakan. "Ah, saya kan nggak cantik, mana ada orang yang mau sama saya", mungkin itu satu dalilnya. KH. Cholid Fadillah, salah seorang ketua MUI Pusat pernah berkomentar tentang masalah jodoh ini. "Orang yang belum mendapat jodoh bukan berarti Allah tidak menyediakan pasangan baginya. Allah menghargai ikhtiar seseorang. Usia tiga puluh belum menikah itu kasuistis, dan mereka yang mengalaminya perlu pergaulan yang lebih luas lagi. Allah sudah menentukan jodoh tapi manusia harus tetap berusaha dan berdoa. Jika sudah berusaha dan berdoa belum juga dapat, itu mungkin ujian dari Allah. Dan Allah tidak menguji manusia di luar kemampuan manusia itu."

Senada dengan itu, seorang psikolog dan penulis buku-buku best seller tentang pernikahan dan pendidikan anak, Muhammad Fauzil Adhim, berkomentar tentang perlunya masyarakat memahami bahwa Islam tidak melarang perempuan berinisiatif dalam mencari jodoh. "Selama ini kan sikap seperti ini dipandang tabu oleh masyarakat kita. Sebagai manusia kita perlu ikhtiar dan konsisten dengan ikhtiar itu. Misalnya kita berdoa ingin diberikan suami yang baik. Eh datang laki-laki yang baik malah ditolak. Bisa jadi nanti Allah melambatkan jodoh kita. Kalau sudah begini, mohonkanlah ampunan pada Allah," katanya.

Jadi, sebetulnya menikah itu hanya soal waktu, berdoa dan ikhtiar. Rasa gelisah dan cemas yang sering menyerang bisa disiasati dengan banyak hal yang justru membuat kita makin bijak. Walaupun seandainya kita menikah di usia senja, kita tetap membawa kebaikan dan malah tambah bijaksana.

Yang perlu adalah meyakinkan diri bahwa jodoh adalah hak prerogatif Allah tanpa mengurangi usaha kita. Mulailah melihat keberadaan seseorang bukan dari segi fisiknya belaka, tapi lebih pada agamanya. Setiap kali kita menemukan kelemahan yang tidak prinsipil, cobalah untuk memahami bahwa setiap orang pasti .punya kelemahan dan itu bisa diperbaiki. Jangan pula kita bersaing secara tidak sehat demi berburu jodoh. Jodoh tidak didapat, malah putus hubungan pertemanan. Jangan lupa banyak berdoa, zikir, puasa sunnah dan membaca Al Quran, di samping kegiatan yang positif dan bukan kegiatan sia-sia yang menghabiskan uang dan mengandung unsur maksiat. Akan sangat baik pula bila mau mengikuti majelis pengajian, siapa tahu di situ anda bisa dapat ketenangan ilmu, wawasan, teman, dan (mungkin jodoh. Perbanyaklah silaturahmi baik dengan teman-teman maupun keluarga sekali-kali mampirlah ke rumah kenalan dan menolong orang yang kesusahan serta belajar mempersiapkan diri berumahtangga.

Demikian banyak hal yang bisa di lakukan seorang lajang dalam mengisi masa sendirinya. Insya Allah sebelum menikah ataupun sesudah menikah anda tetap bisa jadi orang yang bermanfaat tidak hanya buat diri sendiri tapi juga buat orang lain. Mudah-mudahan dengan ini, Allah melapangkan jalanNya bagi kita dan anda, para lajang.

0 comments:

Posting Komentar