Hot!

Syarat Menuju Pernikahan Sehat

Tip tentang lika-liku rumah tangga sudah cukup banyak ditulis oleh para sahabat dengan segala keaneka-ragamannya. Sebagai selingan, saya juga ingin sedikit membagi tip ringan tentang sebuah kehidupan rumah tangga. Apa yang ingin saya sampaikan ini bisa menjadi pelengkap dan hanya berdasarkan pengalaman pribadi, ditambah hasil pengamatan.

Sebuah pernikahan yang sehat, harus memenuhi 3 syarat.

1. Yang menikah haruslah manusia. Karena yang menikah adalah manusia dan bukan binatang, maka perilaku suami isteri haruslah seperti manusia.

Jika ada suami yang memperlakukan isterinya seperti binatang atau sebaliknya isteri berbuat semena-mena terhadap suaminya, maka pernikahan itu jelas tidak sehat. Seorang suami yang tega memukuli, menginjak-injak dan melakukan tindakan-tindakan sadis lainnya terhadap isterinya akan mengantarkan rumah tangga mereka ke jurang kehancuran.

2. Yang menikah harus manusia yang hidup. Manusia yang hidup pasti mempunyai nafsu, antara lain nafsu ammarah, nafsu lawwamah, nafsu mutmainah, dan nafsu-nafsu lainnya. Suami-isteri harus bisa mengelola nafsu dengan baik. Misalnya nafsu ammarah. Nafsu amarah jika tidak dikelola dengan baik akan berakibat buruk bagi suatu pernikahan.

Manusia hidup juga mempunyai berbagai kebutuhan, bukan hanya sekedar makan dan pakaian. Manusia juga butuh penghargaan. Manakala suami dan isteri tidak saling menghargai satu sama lain akan menyebabkan pernikahan itu tidak sehat.

Pernikahan bukan hanya urusan ranjang, tetapi ada urusan-urusan lain yang memerlukan perhatian.

3. Yang menikah harus manusia laki-laki dengan manusia perempuan. Jika yang menikah adalah seorang laki-laki dengan laki-laki, atau wanita menikah dengan wanita maka pernikahan itu tidak sehat, walau konon katanya ada juga yang melakukannya.

Laki-laki harus mengetahui bahwa isterinya adalah wanita. Wanita itu memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Jika seorang laki-laki mengetahui bahwa isterinya sedang membawa beras 10 kg tetapi si suami malah berjalan dibelakangnya sambil sms-an, maka laki-laki seperti ini tidak sadar bahwa isterinya adalah wanita. Sebaliknya seorang isteri yang menyuruh suaminya berbelanja kepasar, memasak, mencuci pakaian, membuatkan susu untuk bayi, sedangkan dia sendiri asyik bermain futsal atau membetulkan genteng yang bocor, maka wanita tadi pasti lupa bahwa suaminya adalah seorang laki-laki.

Kita sering mendengar atau menyaksikan dilayar televisi, betapa sebuah pernikahan hanya berlangsung seumur jagung, begitu cepat begitu singkat, sudah hancur berantakan. Usia pernikahan mereka tidak sepadan dengan lamanya mereka merencanakan dan melaksanakan pesta pernikahan itu sendiri.

Itulah garis besar tip yang ingin saya sampaikan. Bagaimana penjabarannya secara rinci, tentu akan sangat elok bila kita diskusikan.

Semoga pernikahan kita, pernikahan orang tua kita, pernikahan anak-cucu kita, merupakan sebuah pernikahan yang sehat serta mendapat berkah dan ridho Tuhan Yang Pengasih. Amin

0 comments:

Posting Komentar