Hot!

Mengatasi Kebosanan Dalam Perkawinan

Jenuh dengan kehidupan perkawinan yang begitu-begitu saja? Rutinitas seolah tak ada habisnya mendominasi kegiatan Anda? Pertengkaran mengenai hal yang sama terus berulang, namun Anda dan pasangan sama-sama tidak bergairah untuk mencari jalan keluarnya? Wah, gawat. Kalau Anda tidak segera melakukan langkah untuk memperbaiki hubungan seperti ini, Anda akan merasa bosan sampai seumur hidup Anda. Jika Anda bertekad untuk berubah, coba lakukan 7 tips dari konsultan perkawinan dan therapist ini.

Lakukan saja!
Jika Anda sudah “lupa” bagaimana cara berhubungan seks, atau hubungan Anda dan suami sudah seperti teman, paksa diri Anda kembali ke kamar. “Coba saya bisa mendapatkan 1 dollar setiap kali pasien perempuan saya mengatakan, ‘Saya benar-benar enggak mood kalau suami mendekati saya, tapi begitu kami melakukannya, ternyata saya sangat menikmatinya’,” ujar Michele Weiner-Davis, MSW, seorang penulis bestseller. Bagi sebagian besar wanita, hasrat seksual memang tidak muncul begitu saja; Anda yang harus menghadirkannya. “Tidak seperti pasangan yang jauh lebih seksual, yang selalu bergairah bahkan sebelum dirangsang, tubuh Anda perlu distimulasi sebelum sinyal pada otak mengatakan bahwa Anda mulai turn on,” tambahnya.

Serang masalahnya, bukan orangnya
Ketika Anda berselisih pendapat dengan suami, menggunakan pernyataan yang diawali dengan “Kamu” (seperti “Kamu tidak pernah mengerti saya”, atau “Kamu selalu mau menang sendiri”) hanya akan menambah kadar stres Anda berdua. Yang akan didengarkan oleh suami hanyalah “Kamu, kamu, kamu”, dan hal ini akan menyebabkan kemarahan, pertahanan diri, dan pemisahan yang lebih besar. Bicarakan apa masalahnya, dan gunakan pernyataan yang diawali dengan “Saya” untuk menggambarkan bagaimana perasaan Anda ketika itu terjadi, demikian saran Dr Scott Haltzman, MD, penulis The Secrets of Happy Families. Akan lebih baik jika Anda juga mengatakannya dengan lebih lembut.

Puji pasangan, sekalipun Anda tidak ingin
Setiap orang tentu membutuhkan afeksi, dan tentunya bukan cuma Anda yang menyukai pujian. “Orang sangat tertarik pada orang yang menaruh perhatian padanya, dan menghargainya,” jelas Dr Haltzman. Jadi, hujani pasangan dengan pujian kecil dan sikap yang memuja, sehingga ia akan tetap menjadikan Anda pusat hidupnya. Anda juga bisa membuat daftar hal-hal positif yang telah dilakukan pasangan untuk Anda dan hubungan Anda berdua, kata Terri Orbach, PhD, penulis 5 Simple Steps to Take Your Marriage from Good to Great.

Perlambat rutinitas Anda
Memperlambat rutinitas Anda setiap pagi dengan mengamati apa yang sedang dipakai suami juga cukup membantu mengembalikan Anda pada kebiasaan lama yang manis, demikian menurut Dr Orbach. Perubahan perilaku yang kecil seperti ini bisa mengatur kembali otak, sehingga Anda mulai memperhatikan pasangan, perilakunya, pola hidupnya, kesenangannya.

Bicaralah
Apa yang istimewa dengan berbicara? Akibatnya, sehari-hari suami-istri (yang kebetulan belum memiliki anak) ini melakukan aktivitasnya tanpa banyak berbicara. Di waktu senggang, yang satu tiduran di kamar sambil membaca, sedang pasangannya asyik menonton TV. Semua dilakukan sendiri-sendiri. Jadi, jika Anda merasa masih memiliki hubungan yang lebih sehat, sisihkan waktu 10 menit saja dalam sehari untuk ngobrol dengan suami. Bahas apa saja selain urusan pekerjaan, anak-anak, atau apa saja yang ada di rumah. Jika Anda tidak tahu dari mana harus memulai percakapan, ceritakan saja sesuatu yang baru Anda tonton di televisi, atau Anda baca di majalah.

Lakukan kegiatan yang menyenangkan
“Seperti Anda berusaha membuat pekerjaan menjadi menyenangkan, lakukan hal yang sama untuk perkawinan Anda. Ubah hal-hal yang lama, tambahkan petualangan baru,” papar Dr Haltzman. Coba lakukan satu atau dua hal baru dalam sebulan. Anda bisa melakukan apa yang sudah lama ingin Anda lakukan, sendiri atau bersama suami. Atau, lakukan kebiasaan yang dulu sering Anda lakukan saat masih pacaran. Misalnya, mendatangi kafe dimana dulu suami menyatakan cinta.

Berperilakulah seperti pasangan yang menikah
“Kesetiaan itu bukan untuk seorang pengecut,” ujar Weiner-Davis. “Orang mengira jika mereka tidak bahagia, maka ada masalah dalam perkawinannya. Namun 80 persen individu mempertimbangkan perceraian pada saat seperti itu,” tambah Dr Haltzman. Padahal, menurutnya ada sedikit perbedaan antara pasangan yang bercerai dengan yang berusaha bertahan. “Perbedaannya adalah pasangan yang berusaha bertahan sudah melewati masalahnya, dan bergerak maju untuk merasa lebih dekat, karena mereka telah menjalani masa yang berat bersama.”

Untuk Anda, apa yang Anda lakukan untuk mengatasi kebosanan?

0 comments:

Posting Komentar